Lahirnya Visi (Artikel dalam persiapan; bila ada MASUKAN/REVISI silahkan menghubungi kami) HOME
Pada tahun 2007 Tuhan memberi beban khusus ke seorang anak muda menantu gembala salah satu gereja kecil yang berkebaktian di salah satu gang yang ada jalan Bandengan Selatan, Jakarta. Visi lahir saat anak muda tersebut bertanya ke bapak mertuanya apa dia kenal dengan gembala-gembala ke beberapa gereja yang ada di jalan Bandengan. Sang mertua menjawab kalau dengan gembala gereja yang di seberang kenal sekian puluh tahun yang lalu, dengan gereja di samping sekian tahun yang lalu, sedangkan dengan gembala gereja di ujung saling berkunjung sekian belas tahun yang lalu, kemudian tidaak ada hubungan lagi sampai sekarang. Para gembala tersebut tidak pernah saling bertemu lagi secara pribadi, kecuali ada pertemuan-pertemuan formil insidentil, yang jarang sekali diadakan.
Mendapat jawaban demikian dari mertua yang sudah berusia di atas tujuh puluh tahun, sang menantu kaget, dan ada suatu beban yang Tuhan taruh di hatinya, yang mulai menyala di dadanya, dan bertekad untuk melakukan sesuatu.
Begitulah, dia kemudian dengan rajin mulai mendatangi dan mengetuk pintu-pintu rumah para gembala yang ada di daerahnya, untuk mengajak melakukan kegiatan Natal Bersama tahun 2007. Ternyata ajakannya mendapat sambutan dari para gembala dan pemimpin gereja yang ada di daerah tersebut. Dan jadilah acara Natal Bersama dengan melibatkan ... gereja lokal.
Bless Bandengan
Lahirlah jejaring Bless Bandengan yang difasilitasi oleh delapan orang dari ... gereja lokal di wilayah tersebut. Jejaring terus berkembang melewati batas wilayah jalan Bandengan sampai ke wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya, dan yang pada tahun 2008 mencapai sekitar 40 gereja lokal dari berbagai denominasi, baik yang beraliran Pentakosta/Kharismatik maupun yang Protestan/Injili.
Viisi Bless Bandengan saat itu ialah: Memberkati jemaat melalui memberkati gembalanya serta memberkati wilayah yang ada di sekitar gereja setempat.
Setiap tiga bulanan diadakan pertemuan bersama para gembala dan pemimpin gereja dengan maksud untuk saling mempererat hubungan dan persekutuan antar pribadi gembala dan para pemimpin yang ada.
Pesta Rakyat tahun 2009 - Acara diadakan di wilayah Kota Tua, Taman Fatahilah Jakarta. Ternyata, dalam persiapan acara yang mulai melibatkan orang-orang apostolik dalam pelayanan apostoliknya, telah membuka jalan lebih lebar dan dalam lagi, khususnya untuk kesatuan Tubuh Kristus.
Kegiatan Pesta Rakyat yang diadakan ini tidak hanya terjadi untuk wilayah Bless Bandengan saja, tetapi apinya menyulut dan menyambar ke wilayah-wilayah Jakarta Barat lain, seperti wilayah Bless Cengkareng, Bless Grogol, Bless Kalideres, Dll., total melibatkan ... gereja.
Kelompok Sel Para Gembala dan Pemimpin Gereja Lokal
Walaupun belum secara rutin diadakan pertemuan para gembala dan pimpinan gereja lokal Bless Bandengan, pertemuan diadakan sekitar satu bulan sekali dengan lebih menekankan untuk mempererat hubungan diluar pelayananrutin di gereja. Dalam pertemuan diadakan ‘sharing-sharing’ pelayanan dan hal-hal lain yang bertujuan untuk saling berbagai dan menguatkan.
Mulai tahun 2011 disepakati untuk mengadakan pertemuan setiap hari Jum’at kedua. Juga disepakati dalam setiap pertemuan tiga bulanan sedapat mungkin untuk saling memberdayakan di antara para gembala dan pemimpin yang ada.
Melahirkan Kesatuan Tubuh Kristus di Indonesia
Hal-hal yang tersebut di atas itulah yang antara lain melahirkan Kesatuan Tubuh Kristus yang dideklarasikan bersama pada tanggal 11 Januari 2011, atau yang akan dikenal dengan Deklarasi Kesatuan Tubuh Kristus 11-1-11, di hadapan para hamba-hamba Tuhan yang mewakili kota Jakarta, pimpinan dan aras nasional JDN, dan di depan para undangan yang mewakili pejabat pemerintahan DKI Jakarta Barat, Kapolres Jakarta Barat, Dandim Jakarta Barat.
Dalam acara diadakan juga rekonsiliasi nasional antara WNI keturunan yang diwakili dari WNI keturunan Tionghoa dengan WNI pribumi yang diwakili dari keturunan suku Batak. Juga rekonsiliasi antara bangsa Belanda yang diwakili oleh keturunan Belanda Asli (Nick Panders) dengan bangsa Indonesia yang diwakili oleh (Eddy Leo).
Acara diadakan di Taman Fatahilah, di depan Museum Sejarah (yang merupakan bekas pemerintahan Hindia Belanda waktu menjajah Indonesia), yang juga ada di depan Museum Wayang (yang merupakan bekas gereja pertama yang ada di Jakarta).
Pada tahun 2007 Tuhan memberi beban khusus ke seorang anak muda menantu gembala salah satu gereja kecil yang berkebaktian di salah satu gang yang ada jalan Bandengan Selatan, Jakarta. Visi lahir saat anak muda tersebut bertanya ke bapak mertuanya apa dia kenal dengan gembala-gembala ke beberapa gereja yang ada di jalan Bandengan. Sang mertua menjawab kalau dengan gembala gereja yang di seberang kenal sekian puluh tahun yang lalu, dengan gereja di samping sekian tahun yang lalu, sedangkan dengan gembala gereja di ujung saling berkunjung sekian belas tahun yang lalu, kemudian tidaak ada hubungan lagi sampai sekarang. Para gembala tersebut tidak pernah saling bertemu lagi secara pribadi, kecuali ada pertemuan-pertemuan formil insidentil, yang jarang sekali diadakan.
Mendapat jawaban demikian dari mertua yang sudah berusia di atas tujuh puluh tahun, sang menantu kaget, dan ada suatu beban yang Tuhan taruh di hatinya, yang mulai menyala di dadanya, dan bertekad untuk melakukan sesuatu.
Begitulah, dia kemudian dengan rajin mulai mendatangi dan mengetuk pintu-pintu rumah para gembala yang ada di daerahnya, untuk mengajak melakukan kegiatan Natal Bersama tahun 2007. Ternyata ajakannya mendapat sambutan dari para gembala dan pemimpin gereja yang ada di daerah tersebut. Dan jadilah acara Natal Bersama dengan melibatkan ... gereja lokal.
Bless Bandengan
Lahirlah jejaring Bless Bandengan yang difasilitasi oleh delapan orang dari ... gereja lokal di wilayah tersebut. Jejaring terus berkembang melewati batas wilayah jalan Bandengan sampai ke wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya, dan yang pada tahun 2008 mencapai sekitar 40 gereja lokal dari berbagai denominasi, baik yang beraliran Pentakosta/Kharismatik maupun yang Protestan/Injili.
Viisi Bless Bandengan saat itu ialah: Memberkati jemaat melalui memberkati gembalanya serta memberkati wilayah yang ada di sekitar gereja setempat.
Setiap tiga bulanan diadakan pertemuan bersama para gembala dan pemimpin gereja dengan maksud untuk saling mempererat hubungan dan persekutuan antar pribadi gembala dan para pemimpin yang ada.
Pesta Rakyat tahun 2009 - Acara diadakan di wilayah Kota Tua, Taman Fatahilah Jakarta. Ternyata, dalam persiapan acara yang mulai melibatkan orang-orang apostolik dalam pelayanan apostoliknya, telah membuka jalan lebih lebar dan dalam lagi, khususnya untuk kesatuan Tubuh Kristus.
Kegiatan Pesta Rakyat yang diadakan ini tidak hanya terjadi untuk wilayah Bless Bandengan saja, tetapi apinya menyulut dan menyambar ke wilayah-wilayah Jakarta Barat lain, seperti wilayah Bless Cengkareng, Bless Grogol, Bless Kalideres, Dll., total melibatkan ... gereja.
Kelompok Sel Para Gembala dan Pemimpin Gereja Lokal
Walaupun belum secara rutin diadakan pertemuan para gembala dan pimpinan gereja lokal Bless Bandengan, pertemuan diadakan sekitar satu bulan sekali dengan lebih menekankan untuk mempererat hubungan diluar pelayananrutin di gereja. Dalam pertemuan diadakan ‘sharing-sharing’ pelayanan dan hal-hal lain yang bertujuan untuk saling berbagai dan menguatkan.
Mulai tahun 2011 disepakati untuk mengadakan pertemuan setiap hari Jum’at kedua. Juga disepakati dalam setiap pertemuan tiga bulanan sedapat mungkin untuk saling memberdayakan di antara para gembala dan pemimpin yang ada.
Melahirkan Kesatuan Tubuh Kristus di Indonesia
Hal-hal yang tersebut di atas itulah yang antara lain melahirkan Kesatuan Tubuh Kristus yang dideklarasikan bersama pada tanggal 11 Januari 2011, atau yang akan dikenal dengan Deklarasi Kesatuan Tubuh Kristus 11-1-11, di hadapan para hamba-hamba Tuhan yang mewakili kota Jakarta, pimpinan dan aras nasional JDN, dan di depan para undangan yang mewakili pejabat pemerintahan DKI Jakarta Barat, Kapolres Jakarta Barat, Dandim Jakarta Barat.
Dalam acara diadakan juga rekonsiliasi nasional antara WNI keturunan yang diwakili dari WNI keturunan Tionghoa dengan WNI pribumi yang diwakili dari keturunan suku Batak. Juga rekonsiliasi antara bangsa Belanda yang diwakili oleh keturunan Belanda Asli (Nick Panders) dengan bangsa Indonesia yang diwakili oleh (Eddy Leo).
Acara diadakan di Taman Fatahilah, di depan Museum Sejarah (yang merupakan bekas pemerintahan Hindia Belanda waktu menjajah Indonesia), yang juga ada di depan Museum Wayang (yang merupakan bekas gereja pertama yang ada di Jakarta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar