Kedewasaan Membawa ke Kesatuan - Rick Joyner HOME
»02-Apr-2015: Meskipun setiap umat percaya seharusnya dibangun dan berakar pada doktrin-doktrin dasar Kristen, tetapi tidak ada satu orangpun, maupun gereja, atau pergerakan, yang memiliki semua kebenaran. Sama seperti gayatarik atau gravitasi yang saling tarik-menarik antar planet sehingga membuat bumi tetap terjaga di orbit atau lintasan yang tetap. Demikian juga dengan perkara-perkara sorgawi yang membutuhkan pengaruh satu dengan yang lain agar masing-masing kita tetap ada di lintasan rohani masing-masing. Apa yang harus kita miliki adalah agar kita terhubung dengan apa dan siapa yang memang tekah Tuhan berikan di Tubuh-Nya jika kita mau memiliki seluruh kebenaran. Inilah yang Tuhan doakann di malam sebelum Dia disalibkan: 'Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.' (Yoh. 17:22-23).
Kata Yunani yang diterjemahkan 'sempurna' di ayat tersebut bisa diterjemahkan 'komplit/lengkap.' Tuhan sudah menetapkan satu-satunya kita bisa menggenapkan tujuan kita ialah harus terhubung dengan benat dengan seluruh Tubuh Kristus. Itulah sebabnya mengapa tidak menuliskan 'SAYA memiliki pikiran Kristus,' tetapi 'KAMI memiliki pikiran Kristus' (1 Kor. 2:16). Tidak ada satu orangpun, atau satu tubuh umat percaya yang sanggup memiliki pikiran-Nya. Itu mengharuskan berkumpulnya, atau bersatunya, seluruh Tubuh agar memiliki pikiran Kristus.
Karena ini, saat gereja memasuki kesatuan dunia akan tahu kalau Dia benar-benar diutus oleh Bapa. Kita tidak akan mampu memasuki suatu kesatuan tanpa Dia, sehingga saat kita melakukan ini, kita bisa memandang dan menyingkapkan Dia.
»03-Apr-2015: (2) Meskipun begitu, kita tidak akan bisa memasuki kesatuan ini dengan mencoba mencari kesatuan, tetapi hanya dengan mencari Dia. Kalau kesatuan itu dipakai sebagai tujuan, itu akan menjadi berhala, yang akan menjadi batu sandungan baik bagi pikiran Kristus maupun kesatuan yang sejati.
Kesatuan sejati tidak akan pernah dibangun atas dasar kompromi, atau aliansi pilitik, tetapi dibangun atas pewahyuan Anak Allah sebagai Kepala Gereja-Nya. Pewahyuan itu sebagai penyingkapan yang diberikan Tuhan. Penyingkapan dari Tuhan itu selalu Putra-Nya. Saat Sang Anak Domba muncul, bahkan keduapuluh tua-tua melemparkan mahkotanya masing-masing di hadapan tahta-Nya (Why. 4:10). Siapapun yang pernah sanggup memegang atau memakai kemuliaan atau kedudukannya kalau ada di hadirat Tuhan? Saat Dia disingkapkan semua hal saat ini memisahkan kita satu dengan yang lain akan menjadi seperti sesuatu yang kecil dan tidak berarti seperti sampah.
Saat kita bisa melihat kasih yang Dia miliki, kita akan merasa malu akan kekurangan kasih kita kepada Dia dan kepada sesama. Mahkota-mahkota kita akan jatuh terlempar saat kita merendaahkan diri di hadapan kemuliaan Dia yang luarbiasa itu. Akibatnya, kita tidak akan mencoba mencar-cari posisi atau pengakuan, tetapi kita akan ditelan dengaan suatu gairah untuk bisa melihat kemuliaan Dia disingkapkan. Gairah untuk bisa melihat Putra Allah ditinggikan itu datangnya dari Roh Kudus. Yesus itu Kebanaran, dan Yesus itu Realita. Segala bentuk usaha-usaha akana memudar saat Dia disingkapkaan sama seperti saat matahari mulai bersinar semua kecemerlangkan bintang-bintang akan memudar dan menghilang. Ini kemuliaan yang Yesus doakan agar bisa kita miliki saat kita sempurna menjadi satu – ini kemuliaan yang Dia miliki dengan Bapa pada mulanya. Itulah mengapa Yohanes menuliskan, 'Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.' (1 Yoh. 1:7).
Saat kita berjalan dalam terang Sang Putra, kita akan memiliki persekutuan satu dengan yang lain, dan kita akan dibersihkan dari seegala ketidaakbenaran oleh hidup-Nya (darah) yang mengalir melalui kita. Seperti darah yang hanya bisa mengalir melalui anggota-anggota tubuh yang terhubung dengan tubuh, kita juga harus terhubung dengan seluruh Tubuh-Nya jika menghendaki hidup Dia mengalir melalui dan dalam diri kita. ¤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar