17-Mei-2015:
Sebelum membahas lebih lanjut ada dua hal yang saya perhatikan. Yang
pertama-tama kita membutuhkan hikmat. Ada ungkapan Eropa lama yang
perlu disimak. Tertulis, 'Usia dan pengkhianatan selalu mengalahkan
anak muda dan semangat.' Sebelum kita melibatkan-diri dalam
peperangan rohani, kita harus mengetahui Setan: dia itu sudah sangat
tua/lama dan benar-benar sebagai musuh yang sangat berbahaya. Di
pihak lain, kekuatan hampir semua orang Kristen itu didasarkan pada
idealisme dan semangat menggebu-gebu yang tidak teruji. Pelayanan
orang Kristen yang didasarkan pada hal ini tidak akan berlangsung
lama, hanya sekitar lima sampai sepuluh tahun pelayanan, hampir
seluruh semangat yang ada menyusut. Tanpa ada peringatan, panggilan
pelayanan menjadi menurun, yang tadinya menjalankan visi menjadi
sekedar melakukan pekerjaan pelayanan saja.
Apa
sesungguhnya yang terjadi ialah semangat yang ada telah dihadang oleh
serangan dari neraka, dan lenyap. Kecemerlangan impian anakmuda
meredup di bawah awan gelap serangan bertubi-tubi dan tanpa henti
dari setan. Ditekan oleh kefrustrasian dan ketakutan, kompromi
meningkat, dan bersamaan dengan itu datang kejahatan dan ikatan
spiritual.
Penyebab sesungguhnya dari perkara itu bukanlah dosa tetapi kebodohan. Kita menaruh iblis di kotak-doktrin dan mengharapkan dia tetap mau tinggal di situ. Tetapi tentu saja dia tidak akan mau! Dia menggerogoti hubungan yang ada, dan kasih kita menjadi dingin, berhati-hati, pamrih dan curiga. Iblis mencegaah kita untuk tidak berdoa, dan iman kita dilemahkan. Kita diberi kekecewaan. Setelah saya menghabiskan waktu dengan para gembala yang sedang bergumul, saya bisa melihat adanya kecenderungan umum yang ada di sebagian besar mereka: mereka gagal membedakan adanya serangan iblis; mereka berdiri tidak terlindung melawan musuh yang begitu sangat berpengalaman.
Penyebab sesungguhnya dari perkara itu bukanlah dosa tetapi kebodohan. Kita menaruh iblis di kotak-doktrin dan mengharapkan dia tetap mau tinggal di situ. Tetapi tentu saja dia tidak akan mau! Dia menggerogoti hubungan yang ada, dan kasih kita menjadi dingin, berhati-hati, pamrih dan curiga. Iblis mencegaah kita untuk tidak berdoa, dan iman kita dilemahkan. Kita diberi kekecewaan. Setelah saya menghabiskan waktu dengan para gembala yang sedang bergumul, saya bisa melihat adanya kecenderungan umum yang ada di sebagian besar mereka: mereka gagal membedakan adanya serangan iblis; mereka berdiri tidak terlindung melawan musuh yang begitu sangat berpengalaman.
Yesus
menyiapkan para murid-Nya akan segala sesuatu, termasuk peperangan
rohani. Para murid melihat bagaimana Yeus mengusir roh-roh jahat;
mereka bisa melihat kalau iblis itu memang nyata. Yesus mengutus
mereka pergi untuk melepaskan orang-orang dari roh-roh jahat. Tetapi
sebelum Dia mengutus mereka Dia minta agar mereka menjadi cerdik
'seperti ular' tetapi juga tulus dan tidak melukai 'seperti merpati'
(Mat. 10:16). Perpaduan hikmat Ilahi dan ketulusan serupa Kristus ini
merupakan akartunggang seluruh kemenangan spiritual. Memang kita bisa
mengalahkan musuh, tetapi hikmat haruslah mendahului peperangan kita
dan kebajikan harus datang sebelum kemenangan.
Jadi, gereja harus dilatih dalam hikmat dan gereja harus dipanggil dalam ketulusan. Kita tidak boleh mengabaikan apa yang telah kita pelajari sebelumnya; kita akan tetap hidup dalam iman. Tetapi kita harus mempelajari jalan-jalan Tuhan, yang berarti kita harus berpikir dengan hikmat. Dan kita harus berhati murni, sehingga kita bisa melihat Tuhan dan menambah kemampuan untuk bisa membedakan. Kurangnya kemampuan membedakan inilah yang menjadikan kita rentan, telanjang dan gampang kalah dalam serangan setan.
Perhatian saya yang kedua, tidak ada jalan pintas untuk memenangkan peperangan rohani, yang ada hanya cara untuk menjadikannya lebih lama dan lebih berbahaya. Salah satu cara berbahaya ialah masuk peperangan dengan dibutakan oleh banyak praduga. Saat waktunya melakukan peperangan secara efektif, pertimbangkan dengan seksama esensi kemenangan.
Seberapa luhur dan mulianya pesawat rohani yang akan kita pekai, ingat: Saat jatuh Adam ada di Taman Eden yang tidak ada dosa di dalamnya. Sebelum pengetahuan dan pengalaman agamawi kita bertambah sehingga menjadikan kita terlalu percaya-diri, ingat kalau Salomo telah menulis tiga kitab di Alkitab; dia benar-benar memandang pada kemuliaan Tuhan, tokh dia jatuh juga. Ya, bahkan dalam penyembahan kita yang paling dalam kepada Allah yang Mahakuasa. Jangan lupa kalau di waktu yang jauh lebih lama Lusifer sendiri pernah ada di Sorga sebagai pemimpin pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
Kita masing-masing tahu, banyak dari kita yang jatuh. Yesus memberi peringatan kalau kasih banyak orang akan menjadi dingin. Jangan menganggap hal itu tidak bisa terjadi kepada kita. Musuh kita telah menipu banyak umat manusia selama ribuan tahun. Pengalaman kita sesungguhnya hanya terentang dalam waktu yang sangat singkat. Hikmatlah yang bisa mengenali dan akan menuntun kita, karena kita tidak tahu seluruh seluruh peperangan rohani yang ada.
Jadi, tetaplah berani tetapi jangan pernah kurang ajar dan arogan dalam kehidupan doa kita. Kita pergunakan otoritas rohani kita secara tertib, penuh kasih, tetapi jangan pernah terlalu berani dan ceroboh. Banyak orang Kristen yang berniat baik tetapi bodoh, yang memasuki medan peperangan rohani dengan sikap sembrono sehingga banyak mengalami banyak penderitaan, kerugian, bahkan kematian. Pelajari buku-buku dan cari informasi Tuhan untuk strategi-strategi yang kita akan buat. Seperti yang tertulis, 'Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat' (Ams. 20:18).
Perlengkapi diri kita dengan peperangan di tiga medan peperangan utama: pikiran, gereja dan sorga. Ada juga medan-medan atau kategori-kategori peperangan rohani yang lain; meskipun begitu tiga medan peperangan yang pertama itu dimana hampir semua kita akan menghadapi konflik.
Jadi, gereja harus dilatih dalam hikmat dan gereja harus dipanggil dalam ketulusan. Kita tidak boleh mengabaikan apa yang telah kita pelajari sebelumnya; kita akan tetap hidup dalam iman. Tetapi kita harus mempelajari jalan-jalan Tuhan, yang berarti kita harus berpikir dengan hikmat. Dan kita harus berhati murni, sehingga kita bisa melihat Tuhan dan menambah kemampuan untuk bisa membedakan. Kurangnya kemampuan membedakan inilah yang menjadikan kita rentan, telanjang dan gampang kalah dalam serangan setan.
Perhatian saya yang kedua, tidak ada jalan pintas untuk memenangkan peperangan rohani, yang ada hanya cara untuk menjadikannya lebih lama dan lebih berbahaya. Salah satu cara berbahaya ialah masuk peperangan dengan dibutakan oleh banyak praduga. Saat waktunya melakukan peperangan secara efektif, pertimbangkan dengan seksama esensi kemenangan.
Seberapa luhur dan mulianya pesawat rohani yang akan kita pekai, ingat: Saat jatuh Adam ada di Taman Eden yang tidak ada dosa di dalamnya. Sebelum pengetahuan dan pengalaman agamawi kita bertambah sehingga menjadikan kita terlalu percaya-diri, ingat kalau Salomo telah menulis tiga kitab di Alkitab; dia benar-benar memandang pada kemuliaan Tuhan, tokh dia jatuh juga. Ya, bahkan dalam penyembahan kita yang paling dalam kepada Allah yang Mahakuasa. Jangan lupa kalau di waktu yang jauh lebih lama Lusifer sendiri pernah ada di Sorga sebagai pemimpin pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
Kita masing-masing tahu, banyak dari kita yang jatuh. Yesus memberi peringatan kalau kasih banyak orang akan menjadi dingin. Jangan menganggap hal itu tidak bisa terjadi kepada kita. Musuh kita telah menipu banyak umat manusia selama ribuan tahun. Pengalaman kita sesungguhnya hanya terentang dalam waktu yang sangat singkat. Hikmatlah yang bisa mengenali dan akan menuntun kita, karena kita tidak tahu seluruh seluruh peperangan rohani yang ada.
Jadi, tetaplah berani tetapi jangan pernah kurang ajar dan arogan dalam kehidupan doa kita. Kita pergunakan otoritas rohani kita secara tertib, penuh kasih, tetapi jangan pernah terlalu berani dan ceroboh. Banyak orang Kristen yang berniat baik tetapi bodoh, yang memasuki medan peperangan rohani dengan sikap sembrono sehingga banyak mengalami banyak penderitaan, kerugian, bahkan kematian. Pelajari buku-buku dan cari informasi Tuhan untuk strategi-strategi yang kita akan buat. Seperti yang tertulis, 'Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat' (Ams. 20:18).
Perlengkapi diri kita dengan peperangan di tiga medan peperangan utama: pikiran, gereja dan sorga. Ada juga medan-medan atau kategori-kategori peperangan rohani yang lain; meskipun begitu tiga medan peperangan yang pertama itu dimana hampir semua kita akan menghadapi konflik.
Beberapa
di antara kita bisa jadi akan menjadi alat yang Tuhan akan pakai
untuk benar-benar menyelamatkan kota kita. Kiranya ini bisa membantu
menuntun dan memperlengkapi kita untuk tujuan tersebut. Janji Roh
mengatakan, 'ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa;
seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan
tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; di situ terdapat
seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota
itu' (Pkb. 9:14-15).
Sementara banyak dari kita yang meramalkan kehancuran bangsa dan runtuhnya kota-kota, mereka tidak memahami kuasa Kristus yang ada dalam diri kita. Kita ingat, 'Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan ... Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang' (Pkb. 9:16, 18).
Sementara banyak dari kita yang meramalkan kehancuran bangsa dan runtuhnya kota-kota, mereka tidak memahami kuasa Kristus yang ada dalam diri kita. Kita ingat, 'Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan ... Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang' (Pkb. 9:16, 18).